Rabu, 10 Desember 2025

Tugas Terstruktur 09

 ANALISIS DESAIN PRODUK DENGAN PRINSIP DFE


Analisis Produk: Sedotan Stainless Steel 

Kelompok kami memilih produk berupa sedotan stainless steel karena produk ini sederhana, mudah ditemukan, dan sering digunakan sebagai alternatif ramah lingkungan untuk menggantikan sedotan plastik sekali pakai. Produk ini juga menarik untuk dianalisis karena meskipun dianggap “eco-friendly”, masih terdapat aspek desain yang dapat diperbaiki agar dampak lingkungannya semakin kecil.

Analisis Desain Awal

Sedotan stainless steel memiliki fungsi utama sebagai alat bantu untuk minum yang dapat digunakan berkali-kali. Material utamanya adalah stainless steel, biasanya tipe 304 atau 316, yang terkenal kuat, tahan korosi, dan relatif aman digunakan. Beberapa paket penjualan biasanya disertai pouch dari kain maupun polyester dan sikat pembersih yang terdiri dari kawat baja tipis dan bulu nylon. Dari segi desain, sedotan ini umumnya berbentuk lurus atau melengkung dengan permukaan halus dan warna metalik alami atau warna hasil coating seperti hitam, emas, atau pelangi. Ukurannya cukup standar yaitu sekitar 20–22 cm dengan diameter berkisar antara 6–8 mm.

Identifikasi Masalah Lingkungan Berdasarkan Prinsip DfE

Meskipun sedotan stainless sering dipromosikan sebagai pilihan ramah lingkungan, proses produksinya tetap memiliki dampak. Stainless steel memang dapat didaur ulang sepenuhnya, tetapi proses ekstraksi bahan bakunya, yaitu bijih besi, nikel, dan krom, membutuhkan energi yang besar dan menghasilkan emisi yang signifikan. Material tambahan seperti bulu nylon pada sikat pembersih sulit didaur ulang dan cenderung menjadi limbah kecil yang berpotensi mencemari lingkungan. Coating berwarna pada sedotan juga berpotensi menghasilkan limbah kimia dari proses elektroplating.

Dari sisi produksi, pembuatan sedotan stainless melibatkan proses pemotongan, pembentukan, dan polishing yang semuanya membutuhkan energi listrik. Pada fase penggunaan, sedotan ini sebenarnya sangat unggul karena dapat dipakai bertahun-tahun. Namun, apabila tidak dirawat dan dibersihkan dengan baik, permukaannya dapat berkarat atau menjadi tempat berkembangnya bakteri. Sikat nylon yang digunakan untuk membersihkan sedotan juga cepat aus dan harus diganti secara berkala.

Di akhir siklus hidupnya, sedotan stainless sangat mudah didaur ulang apabila dikumpulkan sebagai scrap metal. Tantangannya adalah banyak pengguna tidak mengetahui hal tersebut sehingga sedotan yang rusak sering berakhir sebagai sampah rumah tangga. Aksesori seperti pouch polyester atau bulu nylon pada sikat pembersih tidak dapat terurai secara alami dan tidak mudah didaur ulang.

Rekomendasi Perbaikan Desain Berdasarkan Prinsip DfE

  • Perbaikan pertama yang dapat dilakukan adalah mengganti material bulu sikat pembersih dari nylon ke bahan alami seperti bambu, sisal, atau sabut kelapa. Bahan-bahan tersebut bersifat biodegradable sehingga tidak menambah limbah plastik kecil yang sulit diproses. Selain itu, bahan alami menurunkan ketergantungan pada material berbasis minyak bumi.
  • Perbaikan kedua adalah mendorong penggunaan stainless steel daur ulang dalam proses produksinya. Dengan memanfaatkan scrap stainless steel, produsen dapat menurunkan konsumsi energi secara signifikan dan mengurangi emisi karbon yang muncul dari ekstraksi logam baru. Upaya ini sekaligus mengurangi aktivitas penambangan yang merusak ekosistem.
  • Perbaikan ketiga dapat dilakukan dengan mengurangi atau menghilangkan penggunaan coating berwarna yang membutuhkan proses kimia seperti electroplating. Produsen dapat mempertahankan warna natural stainless atau menggunakan metode pewarnaan yang lebih bersih seperti Physical Vapor Deposition (PVD), yang menghasilkan limbah kimia jauh lebih sedikit. Dengan demikian, dampak lingkungan pada tahap finishing dapat ditekan.
  • Perbaikan tambahan yang juga relevan adalah mengembangkan desain sedotan yang modular sehingga bisa dilepas menjadi dua bagian. Desain seperti ini akan mempermudah proses pembersihan, memperpanjang usia pakai, dan memudahkan daur ulang pada akhir masa pakai produk. Selain itu, pouch penyimpanan dapat dibuat dari bahan alami seperti katun organik atau rami sehingga lebih ramah lingkungan dibanding pouch polyester.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tugas Terstruktur 10

 Analisis Kasus Implementasi Produksi Berkelanjutan A.  Profil Perusahaan dan Latar Belakang Nama Perusahaan: PT Semen Indonesia (Persero) T...